Hallow... sobat SNEDKA, Di rubrik profil guru kali ini SNEDKA mo cerita tentang guru yang penuh semangat di SMP Negeri 2 Kawedanan. Siapa lagi kalau bukan Bapak Drs. Jusuf Warni. Penasaran ?, mari kita simak liputan satu ini.
Beliau dilahirkan di sebuah desa terpencil Kabupaten Wonogiri pada tanggal 8 Juni 1962. Beliau mengajar bidang studi PKn dan TIK. Beliau mempunyai seorang istri yang sangat ramah dan lemah lembut, bernama RODE PAULUS GAGIK PUDJIASTUTI. Berkat limpahan rejeki yang diberikan Tuhan, beliau dikaruniai 2 orang anak, yaitu anak pertama laki-laki bernama Louis Gandhi Prabowo, yang sekarang sebagai Mahasiswa di ITS Surabaya, dan anak ke dua perempuan bernama Bernadeta Chrisdayanti, sekarang sebagai siswa di SMA 1 Magetan.
Perjuangan untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah tapi dengan penuh semangat dan keinginan yang kuat beliau mampu mengatasi segala rintangan dan hambatan untuk menjadi seorang guru.
Sebelum mengajar di SMPN 2 Kawedanan, beliau mempunyai pengalaman mengajar di SMPK Emmanuel Goranggareng sejak tahun 1985 dan tercatat sebagai guru tetap yayasan. Tahun 1991 beliau mengikuti tes seleksi pegawai negeri dan akhirnya diterima dan diperbantukan di yayasan Maranatha Goranggareng sampai tahun 1996, kemudian mutasi sebagai guru di SMP Negeri 2 Kawedanan sampai sekarang. Jadi beliau mengabdi menjadi guru sudah cukup lama kurang lebih 23 tahun 8 bulan.
Menurut beliau menjadi seorang guru tidak ada hambatan, apabila mempunyai semangat dan rasa juang yang tinggi, hambatan sebesar apapun tidak akan terasa.
Beliau mempunyai harapan selalu menjadi orang yang berguna baik bagi keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah, beliau memberikan kiat-kiatnya seperti harus memegang teguh disiplin yang tinggi, motifasi yang kuat, tekun belajar.
Nah buat anak didik putra putri si SMP Negeri 2 Kawedanan, beliau mempunyai pesan bahwa anak-anak SNEDKA harus menjaga nama baik diri sendiri, keluarga, sekolah dan masyarakat. Janji siswa yang dibaca setiap upacara hari Senin tidaklah hanya untuk dihapalkan tapi harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.